Ads Top

 Pulau Mocha, mungkin tidak banyak orang yang tahu tentang nama ini. Sejarah mencatat, inilah pulaunya bajak laut dan tersimpan banyak misteri!

Dilansir dari BBC Travel, Kamis (11/4/2019) Pulau Mocha berlokasi di perairan Samudera Pasifik dan masuk dalam kawasan negara Chile. Jarak dari daratan utama Chile, pelabuhan di Kota Tirua tepatnya, hanya sekitar 35 km.

Akan tetapi, ganasnya ombak di lautan dan arus yang tak menentu membuat perjalanan kapal ke sana tidak mudah. Paling memungkinkan, naik pesawat perintis untuk ke Pulau Mocha.

Pulau Mocha hanya dihuni sekitar 800 penduduk dengan luas wilayah 48 km persegi. Nyatanya, hampir setengah pulau tersebut adalah hutan belantara yang menyimpan banyak flora dan fauna yang unik.

Menengok jauh ke belakang di abad pertengahan, Pulau Mocha pertama kali didatangi oleh penjelajah Belanda pada tahun 1600-an. Dua penjelajah Belanda yang datang ke sana adalah Olivier van Noort dan Joris van Spilbergen.

Mereka awalnya disambut baik oleh penduduk Pulau Mocha. Para penjelajah itu memberikan banyak hadiah seperti makanan dan pakaian, yang juga dibalas oleh hasil perkebunan. Pelan-pelan, Pulau Mocha jadi salah satu pulau penting bagi navigasi para penjelajah dari Eropa saat melintasi Samudera Pasifik.

Namun faktanya, mendatangi Pulau Mocha sungguhlah susah. Dalam catatan dari kapal-kapal Belanda, alat navigasi tidak berfungsi baik di sekitar pulaunya. Belum lagi ombak ganas dan arus yang sulit ditebak, membuat banyak kapal yang karam.

Lalu, di beberapa titik di sekitar Pulau Mocha adalah kawasan perairan dangkal. Itu pun sulit diprediksi oleh awak kapal, yang juga dapat membuat kapal rusak hingga karam.


Pulau Bajak laut

Kedatangan kapal-kapal penjelajah dari Belanda dan Inggris di Pulau Mocha, tidak disenangi oleh Spanyol. Asal tahu saja, Spanyol lebih dulu menjajah Chile di tahun 1500-an.

Usut punya usut, rupanya kapal-kapal Spanyol diserang oleh kapal bajak laut yang juga berasal dari Eropa di Pulau Mocha. Khususnya, kapal-kapal yang diserang adalah kapal yang mengangkut hasil Bumi seperti emas.

Hal itu berlangsung lama, nyaris 100 tahun lamanya. Barulah di tahun 1685, Spanyol membumihangsukan Pulau Mocha. Penduduk di sana diangkut ke daratan utama Chile, lantas rumah dan perkebunan di sana dibakar.

Jadilah Pulau Mocha tak bertuan dan ditinggalkan. Kapal-kapal bajak laut pun minggat dari sana, karena Spanyol juga memberikan perlawanan yang hebat.


Misteri Paus Raksasa

Bukan cuma soal bajak laut, Pulau Mocha juga menyimpan misteri paus raksasa. Tahu novel legendaris 'Moby Dick' yang ditulis oleh Herman Melville di tahun 1851 dan difilmkan dengan judul 'In the Heart of the Sea' yang diperankan Chris Hemsworth?

Moby Dick bercerita tentang perburuan paus di abad pertengahan yang mana merupakan industri paling menjanjikan saat itu. Moby Dick adalah julukan bagi paus raksasa yang menyerang para pemburu paus.

Usut punya usut, ternyata novel itu terinspirasi oleh misteri paus raksasa di Pulau Mocha. Hanya saja, namanya bukan Moby Dick melainkan Mocha Dick sang paus sperma albino.

Di tahun 1800-an, surat kabar Knickerbocker asal AS mengungkap kisah Mocha Dick yang ditulis Jeremiah N Reynolds. Para pemburu paus dunia di abad pertengahan, memang sering kali berburu paus di Samudera Pasifik.

Pulau Mocha menjadi salah satu tempat buruan yang menjanjikan. Namun, mereka selalu dibuat kewalahan oleh Mocha Dick.

Reynolds pun mewawancarai banyak pemburu paus. Beberapa dari mereka mengaku, melihat Mocha Dick yang ukurannya sangat besar dengan kondisi badan yang penuh luka dan tombak.

"Ada 20 tombak di badannya, itu adalah paus terbesar yang pernah saya lihat," ucap salah satu pemburu paus yang diwawancarai Reynolds.

Mocha Dick mati di tangan pemburu paus pada tahun 1838. Paus itu memiliki panjang 21 meter!

Akan tetapi, pemburu paus lainnya justru menemukan fakta menarik. Rupanya Mocha Dick, bukan 1 paus itu saja. Sebab, banyak paus yang berukuran serupa dan menyerang kapal-kapal pemburu paus di sana.

Memang, ada banyak bangkai paus di sepanjang pantai Pulau Mocha. Tapi, ukurannya tidak sepanjang Mocha Dick atau paus-paus raksasa yang disebut pemburu paus tersebut.


Tempat Petualangan Paling Terisolasi di Bumi


Di tahun 1857, setelah Chile merdeka dari Spanyol di tahun 1810, pemerintah Chile langsung kembali menghidupkan Pulau Mocha. Seorang pengusaha bernama Juan Alemparte, ditugaskan untuk membawa orang-orang dan menempati Pulau Mocha.

Alemparte diminta untuk kembali membangkitkan sektor pertanian dan perkebunan di sana. Pelan-pelan, kehidupan di Pulau Mocha membaik.

Hanya saja, sulitnya akses ke sana membuat masyarakat di Pulau Mocha kesulitan menikmati untuk mobilisasi ke daratan utama Chile. Maka itu, kehidupan di sana seolah terisolasi.

Namun, Pulau Mocha masuk daftar sebagai salah satu pulau terisolasi di dunia yang layak jadi tempat petualangan traveler bernyali. Cuma sedikit operator tur di Chile yang menawarkan perjalanan ke sana dengan biaya yang tidak sedikit.

Tentu, traveler dapat menjelajahi hutan lebat yang tak terjamah, bermain di kawasan pesisir dan merasakan kehidupan masyarakatnya. Cerita soal bajak laut dan paus raksasa, jadi daya tarik utamanya.

Penduduk Pulau Mocha percaya, ada banyak arwah bajak laut yang gentayangan di sana. Bahkan, beberapa penduduk hingga kini masih terus berburu harta-harta bajak laut di dasar laut.

Sedangkan untuk paus raksasa, masih jadi misteri. Meski ada laporan dari kapal-kapal yang mengaku melihat paus raksasa di sekitar Pulau Mocha, namun tidak ada bukti kongkretnya.

Selamat datang di Pulau Mocha, pulau bajak laut yang penuh misteri harta bajak laut hingga paus-paus raksasa!

No comments:

Powered by Blogger.