Ditemukan Ilmuwan: Terowongan Misterius Setinggi Menara Eiffel Dibawah Es Antartika
Para ilmuwan dan peneliti dari sejumlah Universitas di Inggris dan British Antarctic Survey (BAS) telah menemukan terowongan yang sangat besar, hampir setinggi Menara Eiffel di Paris, Perancis, yang berada di bawah lice shelf (es yang mengapung) di Antartika, Kutub Selatan.
Saluran es raksasa ini membentang sepanjang ratusan kilometer di sepanjang ice shelf.
Objek tersebut juga tampaknya berpengaruh terhadap stabilitas lapisan es apung tersebut.
Para peneliti mendeteksi adanya terowongan saat mereka terbang antara Filchner-Ronne Ice Shelf di wilayah Antartika Barat dengan pesawat yang dilengkapi radar yang memindai daratan dibawahnya.
Pesawat yang ditumpangi peneliti dilengkapi pula dengan sensor jarak jauh yang dapat mendeteksi daratan dan samudera bawah yang dilaluinya, selain itu juga dilengkapi dengan data lapisan es.
Jadi pastilah bahwa perangkat radar khusus yang ada di dalam pesawat itu juga mampu untuk mengidentifikasi terowongan dibawah lapisan es, bahkan mampu untuk mengindentifikasi seberapa banyak lapisan es yang menutupinya.
Dari radar pesawat dan foto satelit menunjukkan bahwa bagian permukaan lapisan es yang mencuat ke atas dan terlihat seperti garis pegunungan, ternyata sesuai satu sama lain dengan terowongan bagian bawah lapisan es dimana terdapat lubang yang menganga.
Diduga bahwa pegunungan dan rongga pada permukaan lapisan es itu berhubungan dengan terowongan di dasarnya.
Setelah melalui perhitungan yang teliti, tinggi terowongan tersebut memiliki ukuran tinggi rata-rata mencapai 820 kaki atau sekitar 250 meter, jika dibandingkan hampir setinggi Menara Eiffel di Paris Perancis.
Peneliti juga memprediksi jalur lelehan mengalir di bawah bagian dari lapisan es, yang berhubungan dengan daratan. Ilmuwan menggunakan pemetaan gambar dari MODIS Mosaic of Antarctica.
Bagaimana Terowongan Misterius Itu Terbentuk?
Para peneliti menyimpulkan bahwa terowongan itu kemungkinan besar terbentuk oleh air yang meleleh dari es menjadi air. Lalu air dilepaskan dari pencairan es tersebut dengan mengumpulkan aliran air, seperti sungai. Selanjutnya, air yang terkumpul itu mengalir di bawah lapisan es untuk kemudian menuju ke laut.
Data mengungkapkan bahwa air bergerak terkonsentrasi di bawah saluran atau terowongan besar itu, mirip sungai.
Para ilmuwan sebelumnya berpikir bahwa meltwater mengalir di bawah lapisan es akan lebih merata tersebar dan berlangsung secara terus menerus.
Peneliti menggunakan pesawat Twin Otter, yang khusus dimodifikasi untuk membuat penemuan ini. Pesawat dirancang untuk beroperasi di lingkungan yang jauh, lengkap dengan sensor remote.
Pemantauan jangka panjang dari udara dapat digunakan untuk merekam pecahnya lapisan es atau perubahan atmosfer.
Kini, para ilmuwan akan menggunakan terowongan bawah es yang baru ditemukan ini untuk memprediksi keterkaitan bagaimana tepatnya lapisan es akan mencair dalam menanggapi fenomena perubahan iklim dan mencair.
“Jika kita ingin memahami perilaku lapisan es dan kontribusinya terhadap perubahan permukaan laut, kita perlu memahami peran air di dasar lapisan es. Informasi yang diperoleh dari saluran yang baru ditemukan ini memungkinkan kami untuk memahami lebih lengkap bagaimana sistem air bekerja dan bagaimana lapisan es berperilaku di masa depan,” jelas Anne Le Brocq dari University of Exeter.
Para peneliti akhirnya menerbitkan sebuah makalah tentang pekerjaan mereka ini dalam jurnal Nature Geoscience. (berbagai sumber).
No comments: