Cumi-cumi raksasa terdampar di Afrika Selatan
Seorang pejalan kaki menemukan cumi-cumi raksasa yang terdampar di pantai dekat Cape Town, Afrika Selatan.
Para ilmuwan tidak dapat menyelamatkan nyawa cumi-cumi tersebut, tetapi memanfaatkan bangkai makhluk langka ini untuk mempelajari mereka.Saat pertama kali ditemukan, pejalan kaki menemukan bahwa cumi-cumi raksasa ini sedang bernafas, dan bahkan menyemprotkan sebagian tinta gelapnya ke pasir, sebuah tindakan yang biasa digunakan untuk membingungkan predator.
Hal tersebut menjadi salah satu alasan bagi ilmuwan Wayne Florence untuk menyebut penemuan itu sebagai "penemuan menakjubkan".
Binatang ini mati sebelum bisa dibawa ke Museum Iziko Afrika Selatan, tempat di mana Wayne Florence bekerja. Museum ini memiliki sekitar 20 spesimen cumi-cumi raksasa, termasuk satu yang panjangnya dua kali lipat dari ukuran cumi-cumi di bawah ini.
Menurut Florence, cumi-cumi raksasa ini adalah anak muda (bayi) berusia sekitar 1 atau 2 tahun, cumi-cumi raksasa cenderung berumur pendek, berlangsung sekitar lima tahun.
Sementara sampel jaringannya sedang dianalisis, para ilmuwan dari seluruh dunia mungkin berkumpul di Afrika Selatan untuk penelitian tambahan.
Para ilmuwan dan rekan di Afrika, ingin mempelajari lebih lanjut tentang tempat berburu cumi-cumi raksasa dan apa yang mereka makan.
Mereka berharap materi genetik yang segar akan membantu menentukan apakah ada satu atau lebih dari spesies cumi-cumi raksasa yang berkeliaran di lautan. Penelitian semacam ini sulit dilakukan karena makhluk-makhluk ini hidup yang di kedalaman laut yang dalam.
Saat ini, pihak museum menyimpan bayi cumi-cumi raksasa ini di fasilitas dengan suhu 22 derajat di bawah nol. Para ilmuwan mungkin tidak pernah bisa menentukan mengapa binatang ini mati. Tetapi, tidak adanya cedera yang terlihat, menjadi tanda bahwa binatang laut ini tidak bertabrakan dengan kapal pukat atau kapal penangkap ikan lainnya.
Menurut Florence :
"Ini adalah kondisi yang sempurna untuk binatang yang terdampar."
"Meskipun spesimen ini dapat membantu memajukan pemahaman ilmiah, (Florence) lebih suka melihat (mereka) hidup di laut. Di dalam kegelapan, di kedalaman yang keruh, di mana misteri (makhluk ini) paling baik (untuk) dipelajari."
No comments: