Ads Top

Singkap Amonit, Moluska Laut Purba Seukuran Tubuh Manusia Dewasa


Sebuah studi baru mengungkapkan, sekitar 80 juta tahun yang lalu, makhluk laut seukuran manusia dengan lengan seperti tentakel dan cangkang melingkar hingga selebar 1,8 meter, meluncur di kedalaman Samudra Atlantik.

Makhluk-makhluk raksasa laut ini adalah amon terbesar di dunia, sekelompok cephalopoda bercangkang yang punah sekitar 66 juta tahun yang lalu. Fosil amon terbesar yang pernah ditemukan, merupakan spesies Parapuzosia seppenradensis.

"Jenis spesies ini adalah fosil yang ditemukan di Jerman pada tahun 1895. Ia memiliki cangkang raksasa berukuran 1,7 meter," tulis Lanese. Nicoletta Lanese mengungkap kepada Live Science.

Ia mengungkap temuan terbaru tentang para amon raksasa, lewat artikelnya yang berjudul Human-size ammonites swam the Atlantic Ocean 80 million years ago, dipublikasi oleh Live Science pada 11 November 2021.

Pada sebuah studi baru, yang diterbitkan Rabu, 10 November 2021, di jurnal PLOS One, para peneliti mengkaji sejarah evolusi cephalopoda masif dengan memeriksa dan meneliti sekitar 154 fosil amon.

Itu termasuk beberapa spesimen bersejarah dan lebih dari 100 fosil baru yang dikumpulkan dari Inggris dan Meksiko. Berdasarkan analisis ini, mereka menemukan bahwa Parapuzosia seppenradensis muncul di kedua sisi Samudra Atlantik sekitar 80 juta tahun yang lalu," ungkap Lanese.


"Spesies raksasa ini kemungkinan berevolusi dari spesies terkait yang lebih kecil yang disebut Parapuzosia leptophylla, yang tumbuh hanya selebar 1 meter," tambahnya. Banyak peneliti yang menyimpulkan bahwa amon berkembang dari bentuk kecil, berevolusi menjadi raksasa, kemudian punah.

Untuk mengumpulkan bukti-bukti sejarah amon yang menggemparkan ini, yang sekarang dipamerkan di Museum of Natural History di Münster, tim melakukan perjalanan ke lokasi lapangan sekitar 40 kilometer utara Piedras Negras di Meksiko utara."Spesies raksasa ini kemungkinan berevolusi dari spesies terkait yang lebih kecil yang disebut Parapuzosia leptophylla, yang tumbuh hanya selebar 1 meter," tambahnya. Banyak peneliti yang menyimpulkan bahwa amon berkembang dari bentuk kecil, berevolusi menjadi raksasa, kemudian punah.

Untuk mengumpulkan bukti-bukti sejarah amon yang menggemparkan ini, yang sekarang dipamerkan di Museum of Natural History di Münster, tim melakukan perjalanan ke lokasi lapangan sekitar 40 kilometer utara Piedras Negras di Meksiko utara.

"Di sana, di dasar sungai yang luas dan kering, mereka mencari melalui lapisan kapur, batu kapur, lumpur dan tanah liat dan menemukan 66 spesimen Parapuzosia, termasuk Parapuzosia seppenradensis raksasa dan Parapuzosia leptophylla yang lebih kecil," tambahnya.

"Fosil tersebut ditemukan berukuran antara 0,1 hingga 1,48 meter lebarnya dan mewakili tahapan yang berbeda dalam siklus pertumbuhan amon," ungkap Christina Ifrim kepada Live Science. Ia merupakan peneliti Bavarian Natural History Collections dan kepala sains di Jura-Museum, museum National History, Eichstätt, Jerman. 

"Dengan banyaknya spesimen yang ditemukan, tim dapat melihat bagaimana seppenradensis dan leptophylla masing-masing mengikuti siklus pertumbuhan lima tahap yang berbeda, di mana cangkang mereka tumbuh dengan mantap dan morfologinya berubah," kata Ifrim.

Para peneliti menemukan bahwa sampel Parapuzosia leptophylla berasal dari zaman Santonian akhir (sekitar 86,3 juta hingga 83,6 juta tahun yang lalu), sebuah subdivisi dari Era Kapur Atas.

"Sebagai perbandingan, spesies seppenradensis muncul di sedimen yang lebih muda, kemudian di awal periode waktu berikutnya, periode Campanian (sekitar 83,6 juta hingga 72,1 juta tahun lalu)," imbuhnya.


pesimen tertua ini hanya mencapai lebar 3,2 kaki, seperti leptophylla, tetapi pada pertengahan Campanian awal, amon dengan ukuran yang lebih hebat muncul dengan bukti berupa temuan fosil raksasa.

"Ternyata, amon dengan ketebalan cangkang yang sebanding, juga dapat ditemukan tim peneliti di seberang Atlantik, pada periode waktu yang sama," sambung Lasene. 

Para peneliti di Inggris menemukan lusinan spesimen amon raksasa di dasar tebing kapur putih di Sussex dan lebih banyak lagi di dekat tebing kapur di Kent timur. "Pasti ada hubungan antara populasi kedua belah pihak, karena mereka menunjukkan evolusi yang sama, waktu yang sama," sambung Ifrim.

"Amon dianggap perenang yang agak lambat, mirip dengan nautilus modern, tetapi ada kemungkinan bahwa amon raksasa menempuh jarak lebih efisien, berkat ukurannya," pungkas Ifrim.

No comments:

Powered by Blogger.