Singkap Harta Karun Kapal Perang Tergarang dan Terbesar Abad Ke-16
Ini adalah kapal perang yang terbesar dan tergarang di dunia, bernama Mars seperti nama dewa perang Romawi. Terlibat , dalam bola api pertempuran laut brutal pada 1564, mengirim 800-900 pelaut Swedia dan Jerman dan harta dalam bentuk koin emas dan perak ke dasar Laut Baltik.
Pemburu harta karun, arkeolog, dan penggemar sejarah telah berusaha menemukan Mars selama bertahun-tahun. Namun, mereka tidak berhasil sampai akhir musim semi 2011, ketika sekelompok penyelam menemukan salah satu penemuan terbesar arkeologi maritim di kedalaman 75 meter di bawah laut.
Legenda mengatakan, bahwa hantu bangkit dari neraka untuk menjaga Mars, kebanggaan Angkatan Laut Swedia, bertentangan dengan segala yang pernah ditemukan.
Penemuan ini merupakan puncak dari pencarian selama 20 tahun oleh Lundgren, bersama dengan saudaranya Ingemar dan rekan mereka Fredrik Skogh. Mereka telah bermimpi menemukan Mars yang perkasa sejak melakukan kunjungan semasa kanak-kanak ke museum kapal perang kebanggaan Swedia. Richard dan Ingemar Lundgren menjadi penyelam profesional untuk mewujudkan mimpi itu.
Sekarang, beberapa tahun setelah penemuan kapal, para peneliti telah menyimpulkan bahwa Mars merupakan suatu kapal terbaik yang terawet dari jenisnya, yang mewakili generasi pertama kapal perang besar tiga tiang layar di Eropa.
Sejarawan Angkatan Laut tahu banyak tentang kapal abad ke-17, tapi sangat sedikit tentang kapal perang dari abad ke-16, kata Johan Rönnby, profesor arkeologi maritim di Södertörn University di Swedia, yang mempelajari kapal sepanjang 60-an meter yang karam itu.
"Ini adalah mata rantai yang hilang," kata Rönnby, yang karyanya didanai sebagian oleh hibah dari Global Exploration Fund, National Geographic Society. Tahun 1500-an merupakan periode penting, katanya, masa ketika kapal perang tiga tiang layar besar mulai dibangun.
Para peneliti telah menemukan kargo kapal perang awal yang disebut galleon-bentuk mirip jenis kapal Mars di masa tak jauh sesudahnya. Dan mereka sudah menyusun kembali potongan kapal yang sebenarnya, termasuk kapal unggulan Inggris Mary Rose, yang tenggelam dalam pertempuran tahun 1545. Tapi belum pernah mereka menemukan sesuatu yang seutuh Mars.
Rönnby dan timnya ingin meninggalkan Mars di dasar laut dan sebagai gantinya menggunakan pindai tiga dimensi dan foto-foto untuk berbagi soal kapal karam itu dengan dunia.
Rönnby, dengan bantuan Richard Lundgren, termasuk pemilik Ocean Discovery, sebuah perusahaan penyelam profesional yang membantu dalam kerja arkeologi maritim dan lain-lain, telah menyusun mosaic foto dan memindai kapal karam itu untuk menghasilkan rekonstruksi tiga dimensi. Dengan pendanaan dari National Geographic Society/Waitt Grants Program, mereka bekerja musim panas ini untuk menyelesaikan pemindaian seluruh kapal.
Pengangkatan kapal dari laut membutuhkan biaya banyak, dan dapat menyebabkan kerusakan yang berarti terhadap artefak. Pemindaian laser yang dilakukan Lundgren dan tim memiliki ketepatan sampai dua milimeter, lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar peneliti.
Menggunakan beberapa alat dan metode yang relatif baru, arkeolog kini memiliki kesempatan merekonstruksi menit terakhir dari kapal dan awaknya, kata Lundgren, dan mendapatkan beberapa wawasan tentang bagaimana manusia berperilaku di medan perang.
Mars tenggelam pada 31 Mei 1564, di lepas pantai sebuah pulau yang disebut Swedia Öland. Dia datang untuk beristirahat di dasar laut dengan posisi miring ke kanan. Rendahnya tingkat endapan, arus lambat, air payau, dan tidak adanya moluska yang disebut teritip—yang biasanya menghancurkan kapal kayu yang tenggelam dalam lima tahun—menjaga kapal perang ini dalam kondisi yang luar biasa.
Apa yang membuat kapal perang ini sungguh menarik, kata Lundgren, adalah bahwa Mars tidak tenggelam karena kesalahan desain atau minimnya ilmu pelayaran.
"Mars adalah mesin perang yang berfungsi dengan sangat baik dalam pertempuran," jelasnya.
Mars tenggelam sarat dengan meriam dan pelurunya, bahkan tiang utamanya memiliki senjata, pelaut, dan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah kapal yang dibangun untuk perang (termasuk delapan jenis bir).
Kapal perang ini telah "benar-benar berlimpah senjata" pada masanya, kata Lundgren. Dan meriam memainkan peran dalam kematiannya.
No comments: