Mitologi Kraken, Mahluk Laut Raksasa yang Ditakuti Para Pelaut
Nationalgeographic.co.id - Menurut mitologi Skandinavia, Kraken adalah makhluk laut raksasa yang mengerikan, panjangnya bisa mencapai satu mil. Cerita-cerita umum menggambarkannya sebagai gurita yang sangat besar atau cumi-cumi yang menyerang kapal. Menurut beberapa kisah lainya, tubuhnya yang besar kerap disalahartikan sebagai pulau.
Kraken pertama kali disebutkan dalam Örvar-Oddr, kisah Islandia abad ke-13 yang melibatkan dua monster laut, Hafgufa (kabut laut) dan Lyngbakr (punggung heather). Hafgufa diyakini sebagai referensi ke Kraken.
Sekitar tahun 1250, laporan lain tentang Kraken didokumentasikan dalam karya ilmiah Norwegia Konungs skuggsja. Dikatakan bahwa mereka hanya ada dua karena tidak dapat bereproduksi dan akan membutuhkan begitu banyak makanan sehingga tidak dapat bertahan hidup dalam waktu lama.
Laporan itu selanjutnya menggambarkan kebiasaan makan Kraken, mengklaim bahwa ia akan menjebak ikan di sekitarnya dengan meregangkan lehernya melalui sendawa--melepaskan makanan dari mulutnya. Catatan lain menunjukkan bahwa binatang itu mengeluarkan "aroma yang kuat dan aneh", atau mungkin kotoran, ketika ingin makan.
Di sisi lain, ikan-ikan akan terpikat dan masuk ke mulut Kraken saat ia makan. Sejumlah besar ikan akan terperangkap.
Oleh sebab itu, ikan yang berkumpul secara tiba-tiba diyakini sebagai tanda peringatan bagi para pelaut untuk pindah dari suatu daerah dengan cepat, supaya mereka tidak menjadi korban Kraken.
Kraken juga disebutkan dalam edisi pertama Systema Naturae (1735), klasifikasi taksonomi organisme hidup oleh ahli botani, dokter, dan ahli zoologi Swedia Carolus Linnaeus.
Dia mengklasifikasikan Kraken sebagai cephalopoda, menunjuk nama ilmiah Microcosmus marinus. Meskipun setiap penyebutan terhadap Kraken dihilangkan dalam edisi-edisi selanjutnya dari Systema Naturae.
Linnaeus menggambarkannya dalam karyanya yang belakangan, Fauna Suecica (1746), sebagai "monster unik" yang "dikatakan mendiami lautan Norwegia, tetapi saya belum melihat binatang ini."
No comments: